Ratusan Mahasiswa Kedokteran Bantu Periksa Hewan Kurban

Jelang Idul Adha Harga Sapi Naik
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews
Legislator Soroti Daya Beli Gen Z di Jakarta, Bisa Berkontribusi Besar Kendalikan Inflasi
- Sebanyak 321 mahasiswa dan 70 dosen Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta akan disebar di tempat-tempat penyembelihan hewan kurban di seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Cekcok Hebat dan Bergumul di Kamar, Suami Sadis Ini Tega Bunuh Istri Pakai Obeng

Para mahasiswa dan tenaga pengajar itu dibantu petugas Dinas Pertanian dan Kehutanan akan memeriksa hewan-hewan kurban yang akan disembelih. Mereka akan memastikan bahwa hewan-hewan kurban dalam kondisi sehat sebelum disembelih pada hari raya Idul Adha 5 Oktober mendatang.
9 Menu Buka Puasa Unik dari Berbagai Negara, Bikin Ngiler dan Penasaran!


Jika ditemukan yang tidak sehat, akan ditanda dan tidak boleh disembelih, kata Dekan Fakultas Kedokteran Hewan, Dr drh Joko Prastowo, kepada
VIVAnews
, 3 Oktober 2014.


Pemeriksaan itu, katanya, juga untuk memastikan ternak tidak mengandung penyakit menular kepada manusia, seperti antraks, penyakit mulut dan kuku, dan lain-lain.


Tat cara penyembelihan dan pemotongan pun akan menjadi perhatian sehingga harus dipastikan sesuai syariat Islam. "Bagaimana menjatuhkan hewan, bagaimana menyembelih, dan bahkan sampai membungkus daging yang akan dibagikan," katanya.


Menurut Joko, banyak jagal atau pemotong hewan dadakan yang tidak memiliki pengetahuan dan keahlian yang memadai. Itu akan memengaruhi kualitas atau kelayakan daging dan halal atau haram kurban untuk dikonsumsi.


"Paling sering kita lihat, misalnya, ternak yang belum disembelih bisa melihat ternak lain yang sedang disembelih," katanya. Pada prinsipnya, orang yang berkurban maupun penerima daging kurban berhak mendapatkan daging yang aman, sehat dan halal.


Swasembada sapi dan kambing


Ketua Gerakan Makaryo Bangun Deso, Komisaris Besar Polisi Suharsono, menilai potensi pengembangan peternakan kambing, domba maupun sapi sangat terbuka di wilayah DI Yogyakarta. Sebab, hewan kurban yang dijual di wilayah Yogyakarta berasal dari luar daerah.


Potensi lahan yang dapat ditanami tanaman pakan hewan ternak sangat mendukung pengembangan kambing, domba atau pun sapi. "Rumput masih tersedia di sekitar rumah warga, tenaga kesehatan juga sudah ada," ujarnya.


Suharsono mengaku punya impian bahwa kebutuhan daging sapi atau kambing untuk masyarakat Kabupaten Bantul dapat dipenuhi sendiri oleh masyarakat Bantul. Sentra kuliner daging kambing terdapat di Wonokromo, pusat penyembelihan sapi terdapar di Groso, Pleret yang memasok kebutuhan daging untuk warga Yogyakarta. "Pasar sudah tersedia, tinggal kita memperbanyak populasi kambing atau sapi di Bantul ini.”


Data dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul pada tahun 2012 menyebutkan bahwa populasi sapi potong mencapai 84.423 ekor, sapi perah 84 ekor. Sedangkan populasi kambing mencapai 66.081 ekor, populasi domba mencapai 43.563 ekor. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya