Mahasiswa Unas: Kampus Seperti Gudang Narkoba

Kampus Universitas Nasional
Sumber :
  • fh.unas.ac.id

VIVAnews - Polisi menemukan sejumlah narkoba berupa ganja dan sabu saat melakukan penyisiran di Gedung Serba Guna (GSG) Universitas Nasional, Rabu 13 Agustus 2014.

Inspeksi itu dilakukan Polisi atas permintaan pihak Rektorat Unas, lantaran banyaknya laporan mengenai peredaran narkoba di kampus.

Pantauan VIVAnews, Jumat 15 Agustus 2014, Gedung Serba Guna tempat ditemukan narkoba tersebut kini masih diberi garis pembatas polisi. Kampus masih tampak lengang, sebab aktivitas belum normal karena masih masa libur semester. Kendati begitu, sejumlah mahasiwa masih ke kampus untuk pengisian KRS.

Salah satu mahasiswa jurusan Teknik Informatika berinisial FR mengungkapkan, peredaran narkoba di kampusnya itu memang sudah sangat bebas. Bahkan, transaksi barang terlarang itu terjadi di berbagai sudut kampus.

"Di sini mudah mencari narkoba. Bisa dibilang di sini gudangnya. Bahkan transaksinya kadang di kantin ini, tapi ambil barangnya di tempat lain," kata FR saat berbincang dengan VIVAnews di kampus Unas.

Tak hanya itu, lanjut FR, di ruang senat mahasiswa Fakultas Teknik Komunikasi dan Informasi (FTKI) kerap dijadikan tempat untuk pesta minuman keras dan narkoba. Hal itulah, kata FR, yang membuat pihak Rektorat memberlakukan kebijakan jam malam.

"Ruang senatnya sering dipakai untuk minum-minum, nge-gele. Makanya mahasiswa baru malas bergabung dan aktif di senat," ungkapnya.

Rabu siang 13 Agustus 2014, mahasiswa Unas berunjuk rasa menolak pemberlakuan jam malam. Meski aksi demo siang itu tidak sampai menimbulkan kericuhan, pihak Rektorat langsung meminta polisi untuk melakukan penyisiran di Gedung Serba Guna (GSG) Unas. Polisi menemukan 5 kg ganja, sabu, sejumlah senjata tajam dan bom molotov.

Wakil Rektor Kemahasiswaan dan Akademik Unas, Iskandar, mengatakan untuk memberantas narkoba di kampus, pihaknya mulai memberlakukan pembatasan jam malam sejak tanggal 16 Juni 2014.

"Kami mulai menertibkan jam operasi buka kampus, yaitu mulai pukul 08.00-22.00 WIB, sementara untuk karyawan mulai pukul 06.00-22.00 WIB. Itu di luar petugas keamanan," kata Iskandar.

Iskandar mengaku, sebelumnya pihaknya sudah menyosialisasi dalam bentuk spanduk dan surat selembaran yang dikirim ke lembaga unit kemahasiswaan.

Bukan hanya itu, Iskandar juga menegaskan bahwa jam malam harus diterapkan untuk menghindari hal yang tak diinginkan. Dia menilai, kondisi Unas tak pelaknya seperti pasar malam dan kehidupan malam.

"Kami mendapatkan informasi dari sumber, ada perdagangan narkoba bahkan prostitusi," kata dia.

Tolak jam malam

Ternyata SYL Pakai Uang Peras Pejabat Kementan untuk Renovasi Rumah dan Perawatan Keluarga

Mahasiswa Unas yang tergabung dalam organisasi Senat dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) merasa keberatan dengan adanya kebijakan jam malam. Keberatan itu bukan tanpa alasan.

"Jam malam mempersempit ruang gerak kami, terutama yang tergabung dalam kelembagaan. Karena ada masanya ketika kami harus menginap untuk melaksanakan program kerja," ujar salah satu mahasiswa Unas yang enggan disebutkan namanya itu.

Mahasiswa yang juga tergabung dalam sebuah kelembagaan di Unas itu mengaku bahwa organisasinya tidak menerima sosialiasi secara khusus dari pihak Unas. Surat lembaran itu diakuinya memang sampai, namun tidak sesuai prosedur administrasi pada umumnya.

"Tidak ada bukti tanda terima seperti permintaan tanda tangan bahwa kami memang telah menerima surat tersebut," tambah mahasiswa itu.

Pendeta, Eastwood Anaba

Pendeta Ini Ajak Jemaatnya Untuk Masuk ke Masjid dan Ungkap Hal Tak Terduga Ini

Tidak hanya itu saja, sang pendeta juga sempat membandingkan adab seorang muslim ketika memasuki masjid dengan orang kristen ketika mendatangi gereja.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024