Pendapatan Adaro Turun pada Semester I-2013

Truk melintas di kawasan PT Adaro Energy Tbk
Sumber :
  • VIVAnews/Alfin Tofler

VIVAnews – PT Adaro Energy Tbk membukukan pendapatan usaha bersih untuk semester pertama 2013 sebesar US$1,57 miliar. Angka ini menurun 18 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$1,93 miliar.

Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Adaro Energy, Garibaldi Thohir, dalam penjelasan tertulis Jumat, 30 Agustus 2013, menjelaskan, kondisi ini terjadi karena penurunan harga batu bara dunia.

Sidang PHPU, KPU Tepis Sirekap Jadi Bagian Kecurangan Pemilu

Selain itu, beban pokok pendapatan menurun 5,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi US$1,22 miliar. Walaupun, produksi batu bara perseroan meningkat 8 persen dari periode sama tahun sebelumnya menjadi 24,94 metrik ton.

Beban pokok pendapatan yang lebih rendah ini lebih karena penurunan royalti, yang diakibatkan oleh pelemahan harga serta pembelian batu bara oleh pihak ketiga.
 
Menurut Garibaldi, perseroan berada pada posisi yang tepat untuk mencapai target yang telah ditetapkan tahun ini.

“Kelebihan pasokan yang masih terus berlangsung setelah kelebihan investasi selama bertahun-tahun telah menyebabkan harga batu bara global tetap lebih rendah.Tetapi, harga untuk batu bara kami yang berkalori rendah tetap kuat,” ujar Garibaldi.

Sementara itu, laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) perseroan pada semester pertama 2013 dilaporkan sebesar US$413 juta. Angka ini menurun 38 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar US$667,5 juta. 

Laba bersih perseroan pada semester pertama 2013 itu pun turun 55,4 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan itu terjadi dari US$260,1 juta menjadi US$116 juta.

“Adaro mencapai rekor kuartalan tertinggi pada kuartal kedua 2013 dengan produksi batu bara mencapai 13,52 metrik ton,” kata Garibaldi.

Ia menambahkan, perseroan juga mencatatkan produksi pada tambang Paringin yang melonjak 436 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya menjadi 2,52 metrik ton.

Direktur dan Chief Operating Officer Adaro Energy, Chia Ah Hoo, mengungkapkan, pihaknya tetap berfokus pada keunggulan operasional dan dapat mencapai rekor tertinggi produksi batu bara pada kuartal kedua, tanpa adanya lost time incident maupun melakukan pembelanjaan alat berat di Adaro Indonesia.

“Kami juga berupaya untuk mengoptimalkan kapasitas armada yang ada dan memanfaatkan peningkatan produktivitas yang dicapai,” katanya. (art)

Intip Persiapan Telkomsel 'Mengukur Jalan' Jelang Lebaran
Ilustrasi lahan.

Kasus Pemalsuan Surat Lahan, Gubernur Kepri Sebut Bisa Diselesaikan dengan Musyawarah

Dalam hal ini Alson selaku juru bicara Polres Bintan, jelaskan bahwa pemanggilan Hasan sebagai saksi terkait kasus dugaan pemalsuan surat lahan di Kecamatan Bintan Timur.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024