PM Turki Tawarkan Referendum Soal Taman Kota Dibangun Mal

PM Turki Recep Tayyip Erdogan (tengah)
Sumber :
  • REUTERS/Osman Orsal

VIVAnews - Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan, menawarkan digelarnya referendum lokal untuk menentukan nasib Taman Gezi yang terletak di tengah kota Istanbul. Namun Erdogan meminta para demonstran untuk pulang dan mengakhiri unjuk rasa pada Rabu kemarin sebagai syarat diselenggarakannya referendum.

Harian New York Times edisi 12 Juni 2013 mengungkapkan referendum itu diajukan setelah Erdogan bertemu dengan perwakilan pengunjuk rasa di Ibu Kota Ankara. Itu merupakan langkah terakhir yang diambil Erdogan demi bisa menyelesaikan krisis soal Taman Gezi, yang terletak di Plasa Taksim, Istanbul.

Ibas Harap Prabowo-Gibran Penuhi Janji Politik saat Kampanye

Erdogan tidak menjelaskan kapan referendum akan berlangsung karena usulan itu baru kali pertama ditawarkan kepada massa demonstran. Mereka juga belum satu suara dalam menanggapi tawaran itu.

Pemerintah berencana akan membangun sejumlah bangunan di taman itu, salah satunya pusat perbelanjaan. Namun, rencana itu ditentang habis-habisan oleh banyak warga karena akan membuat ruang hijau di Istanbul semakin berkurang. Kontroversi ini memicu gelombang demonstrasi dalam beberapa pekan terakhir.

Setelah bertemu dengan perwakilan pengunjuk rasa, di tempat terpisah, Erdogan juga menemui 11 orang yang terdiri dari para akademisi, mahasiswa, dan seniman yang tergabung dalam Solidaritas Taksim. Dalam pertemuan itu, Erdogan kembali meminta warga Turki untuk tidak meneruskan unjuk rasa.

"Pemerintah Turki tidak akan menerima demonstrasi di Taman Gezi berlangsung selamanya," ujar Wakil PM Turki, Huseyin Celik usai menemani Erdogan bertemu dengan para seniman terkenal yang ikut dalam pertemuan kemarin.

Namun seorang pengunjuk rasa bernama Imre Azem secara terang-terangan menolak opsi referendum. Proses pemungutan suara dinilai Imre bukan cara yang tepat.

"Kami pikir sebuah referendum bukanlah cara yang baik untuk dilakukan. Kami ingin taman itu tetap ada karena itu adalah kami dan hak seharusnya tidak diminta dalam sebuah proses referendum," ujar Imre.

Pertemuan itu diadakan sehari usai polisi anti huru hara menggunakan gas air mata dalam jumlah besar, meriam air dan senjata bius untuk membubarkan demonstrasi besar di Plasa Taksim. Padahal sebelumnya Erdogan sudah berjanji untuk tidak lagi melakukan itu.

Paket Promo ke Destinasi Wisata Dunia Bisa Dapat Diskon Rp 12 Juta, Simak!

Redam Demonstrasi

Menurut para analis opsi referendum ini sebagai langkah antisipasi meredam unjuk rasa anti pemerintah yang bermula dari perdebatan mengenai perubahan fungsi taman tersebut. Kontroversi soal Taman Gezi menjadi katalis meluasnya protes publik terhadap kediktatoran Erdogan dan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP).

Ahli tata ruang kota, Pelin Tan, mengkritik ide referendum yang digagas Erdogan untuk menentukan tata ruang kota. Menurut dia seharusnya tata ruang kota ditentukan oleh pejabat berwenang setempat dan bukannya ditentukan oleh seorang Perdana Menteri.

Pengadilan pun memutuskan untuk menunda pembangunan di taman tersebut.

"Sebuah referendum bukanlah cara yang sehat dan solusi demokratis dalam menentukan ruan tata kota," ujar Tan yang bekerja sebagai pengajar Sociologi Perkotaan di Universitas Kadir Has di Istanbul.

Kondisi Plasa Taksim pada Rabu pagi kemarin sudah mulai tenang dengan hujan membasahi area itu pada pagi hari. Lalu lintas pun sudah mulai kembali normal.

Sementara polisi masih terus berjaga di daerah itu sambil membongkar barikade yang digunakan oleh para pengunjuk rasa saat mereka terlibat perkelahian dengan polisi selama beberpa hari terakhir. (umi)

KPU Kabupaten Tangerang Buka Rekrutmen PPK dan PPS Pilkada 2024: Tersedia 967 Kuota
 Pelatih Arema FC, Widodo Cahyono Putro dan pemain Arema FC Syaeful Anwar.

Lawan PSM Makassar Jadi Laga Hidup Mati Bagi Arema FC

Arema FC akan menghadapi laga hidup dan mati dalam lanjutan Liga 1 saat melawan PSM Makassar. Duel pekan ke-33 ini akan digelar di Stadion Kapten I Wayan Dipta.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024