Korsel Khawatir Ancaman Korut Bisa Ganggu Ekonomi

Tentara Korea Utara berjaga di depan roket Unha-3
Sumber :
  • REUTERS/Bobby Yip
VIVAnews
Sedang Tersandung Kasus Penyalahgunaan Narkoba, Ammar Zoni Ungkap Doa untuk Anak dan Kelurga
- Para pejabat keuangan Korea Selatan hari ini memperingatkan bahwa ketegangan negara mereka dengan Korea Utara dalam beberapa pekan terakhir bisa menimbulkan dampak yang tidak baik bagi pasar. Pada akhirnya ketegangan yang terus-menerus itu bisa mengganggu pertumbuhan ekonomi Korsel, yang merupakan kekuatan ekonomi nomor empat di Asia ini.

Tarisland Superstars: Kemegahan dan Antisipasi di Puncaknya

Menurut kantor berita
Sopir Truk Penyebab Kecelakaan di GT Halim Terancam 4 Tahun Bui
Reuters , peringatan itu merupakan hasil pertemuan darurat para pejabat keuangan Korsel dalam menghadapi krisis di Semenanjung Korea. Mereka berjanji menyiapkan langkah-langkah antisipatif bila pasar menjadi tidak stabil.


Tanda-tanda dampak negatif ketegangan dua Korea sudah terlihat di lantai bursa. Pada sesi pembukaan transaksi Jumat, 5 April 2013, indeks harga saham di bursa KOSPI turun 1,7 persen ke rekor terendah dalam dua bulan terakhir. Kurs Won atas dolar turun 0,3 persen ke rekor terendah dalam tujuh bulan terakhir. Penurunan terjadi saat para investor memilih langkah aman atas aset-aset mereka sambil menunggu perkembangan berikut atas ketegangan dua Korea.


"Di masa lalu, pasar bisa pulih secara cepat dari dampak isu dua Korea. Namun ancaman dari Korut belakangan ini kian kuat dan dampaknya bisa saja tidak bisa hilang secara cepat," kata Wakil Menteri Keuangan Korsel, Choo Kyung-ho.


Para pelaku pasar sudah risau dengan kabar bahwa Korut sudah mengancam bakal menyerang AS dan pangkalan-pangkalannya dengan tembakan rudal. Selain itu Korut menutup kompleks industri bersama, Kaesong, di dekat perbatasan sehingga tidak bisa dimasuki para pekerja asal Korsel dalam beberapa hari terakhir. Bahkan Pyongyang menantang Seoul untuk kembali saling serang seperti Perang Korea 1950-1953.


"Pasar biasanya tidak begitu khawatir atas ancaman-ancaman Korut. Namun kali ini berbeda, karena Korut tampak bersedia mengorbankan Kaesong dan ini belum pernah terjadi sebelumnya," kata Park Hyung-joon, ekonom dari Meritz Securities.


Sementara itu kalangan investor berharap Bank Sentral Korsel akan menurunkan suku bunga saat menggelar pertemuan pada 11 April mendatang. Penurunan ini mereka anggap penting untuk mendongkrak investasi korporat dan belanja konsumen. (kd)


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya