Jadi Miliuner Baru Berkat Perusahaan Jasa Migas

Sun Weijie, Board Chairman of Jereh Group
Sumber :
  • Jereh Group

VIVAnews - Banyak cara meraih sukses dan menjadi orang kaya baru di sebuah negara. Wang Kunxiao, presiden Yantai Jereh Oilfield Services Group, adalah salah satunya.

Ia kini menjadi miliuner baru setelah harga saham perusahaan penyedia jasa di bidang minyak dan gas di China itu melonjak lebih dari 60 persen tahun ini. Perusahaan jasa migas itu didirikannya bersama sesama miliuner, Sun Weijie.

Harga saham Jereh menguat ke level tertinggi baru 77,17 yuan pada Selasa, 26 Maret 2013 di Bursa Efek Shenzhen. Peningkatan harga saham perusahaan tersebut di tengah booming permintaan peralatan untuk produksi shale gas di negeri Tirai Bambu itu.

Heboh Dugaan TPPO, Begini Pengakuan Mahasiswa Unnes saat Ikuti Ferienjob di Jerman

Shale gas adalah gas nonkonvensional yang diperoleh dari serpihan batuan shale atau tempat terbentuknya gas bumi.

Seperti dikutip dari Forbes, harga saham Jereh telah naik 65 persen sejak Januari dan 82 persen dalam dua belas bulan terakhir. Dengan kepemilikan saham sebesar 18 persen, Wang Kunxiao merupakan pemegang saham terbesar kedua setelah miliuner Sun Weijie.

Melalui kepemilikan saham di perusahaan jasa migas itu, nilai sekitar 83 juta saham Wang setara US$1 miliar pada Selasa. Sementara itu, kekayaan bersih Sun Weijie, yang memulai debutnya pada 2013 dalam daftar orang terkaya versi Forbes, juga melonjak 20 persen menjadi US$1,5 miliar sejak 14 Februari 2013.

Wang (43) adalah salah satu pendiri Yantai Jinri OMY Construction Equipment Co dengan Sun Weijie dan Liu Zhenfeng pada 1997. Perusahaan ini awalnya menjual suku cadang mesin konstruksi impor.

Dua tahun kemudian, mereka mendirikan Yantai Jereh, yang berkembang menjadi pemasok utama peralatan ladang minyak dan jasa untuk pengeboran minyak dan gas, pencairan gas alam, dan pengendalian lingkungan. Pada 2010, Wang, Sun, dan Liu mencatatkan saham Jereh di Bursa Efek Shenzhen.

Menurut Forbes, peningkatan harga saham perusahaan itu memberi harapan bullish pada masa depan. Namun, untuk pertumbuhan secara keseluruhan, Jereh masih tergolong pemain kecil di industri sejenis.

Pendapatan sempat naik 63 persen menjadi US$386 juta atau setara 2,4 miliar yuan pada 2012. Sementara itu, laba perusahaan meningkat 52 persen menjadi US$104 juta atau 643 juta yuan.

Prospek bisnis Jereh diperkirakan masih menjanjikan, karena memiliki sekitar 50 persen pangsa pasar untuk memasok peralatan produksi shale gas di China. Perusahaan ini dianggap sebagai penopang dari tujuan ambisius China untuk meningkatkan produksi shale gas hingga 60 miliar meter kubik pada 2020.

Ini disebut-sebut sebagai "revolusi shale gas" untuk membuka jalan ke masa depan energi yang lebih bersih. Pada Januari, China mengumumkan bahwa 16 perusahaan telah memenangkan penawaran tahap kedua untuk mengeksplorasi 19 blok shale gas di seluruh China.

Perusahaan-perusahaan itu juga telah setuju untuk menginvestasikan dana US$2 miliar selama beberapa tahun mendatang. Pada November, menurut Departemen Keuangan China, pemerintah mengumumkan rencana untuk mensubsidi 0,4 yuan untuk setiap meter kubik shale gas yang diproduksi antara 2012 dan 2015.

Putra Tamara Bleszynski Ditabrak Orang Tak Bertanggung Jawab di Depan Rumah

Cadangan Terbesar

China juga diyakini memiliki cadangan terbesar untuk shale gas. Kementerian Tanah dan Sumber Daya China memperkirakan negara itu memiliki 134 triliun meter kubik shale gas, dengan 25 triliun meter kubik di antaranya dapat diperbaharui.

Estimasi sebelumnya dari Badan Informasi Energi AS (EIA) bahkan lebih besar, yakni mencapai 36 triliun meter kubik. Sebagai perbandingan, Amerika Serikat, memiliki cadangan shale gas 24 triliun meter kubik yang dapat diperbaharui.

Jokowi Launches Permanent Housing After Disaster in Central Sulawesi

Tahun lalu, Badan Energi Nasional China mengumumkan target untuk menghasilkan 6,5 miliar meter kubik shale gas per tahun pada 2015. Selanjutnya, produksi akan ditingkatkan antara 60 dan 100 miliar meter kubik per tahun pada 2020.

Rencana pengembangan shale gas di China itu telah menarik minat perusahaan asing seperti Royal Dutch Shell, BP, Chevron, dan Total. Shell pada Selasa mengatakan bahwa perusahaan telah mendapat persetujuan dari pemerintah China untuk kontrak bagi hasil shale gas yang pertama di China.

Sementara itu, pada Januari, BP memperkirakan China akan menjadi negara yang paling sukses di luar Amerika Utara dalam mengembangkan shale gas pada 2030.

Saat ini, menurut situs perusahaan, Jereh mempekerjakan 3.200 orang di seluruh dunia dan memiliki 18 anak perusahaan di Amerika Serikat, Kanada, Timur Tengah, Rusia, Australia, dan Asia Tenggara. Ia juga mendirikan pusat riset dan pengembangan serta pabrik manufaktur di Houston, Texas, AS. (eh)

Pemain Chelsea rayakan gol Raheem Sterling

Chelsea Proteksi Raheem Sterling dari Hinaan Fans

Pelatih Chelsea, Mauricio Pochettino coba memproteksi Raheem Sterling. Pemain asal Inggris itu menjadi sasaran ejekan suporter saat tampil di Piala FA lawan Leicester.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024