Sumber :
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews
- Aksi penyerangan ratusan pemuda berkulit gelap terjadi di pemukiman warga Jalan Bangka 1, Mampang, Jakarta Selatan, Rabu petang, 27 Februari 2013. Mereka membawa senjata tajam dan bensin yang diduga untuk membakar tempat tinggal warga.
Menurut salah satu saksi, Arif, 29, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 16.00 WIB. Entah apa sebabnya, tiba-tiba ratusan pemuda menyerang warga. "Mereka awalnya menyerang menggunakan batu, dan kami serang balik," ujar Arif di lokasi kejadian, Rabu 27 Februari 2013.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Menurut salah satu saksi, Arif, 29, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 16.00 WIB. Entah apa sebabnya, tiba-tiba ratusan pemuda menyerang warga. "Mereka awalnya menyerang menggunakan batu, dan kami serang balik," ujar Arif di lokasi kejadian, Rabu 27 Februari 2013.
Dikatakan Arif, ratusan pemuda tersebut berasal dari kampung sebelah yang letaknya tidak berjauhan dengan lokasi pemukiman warga. Lahan seluas 5040 meter ini memang lahan sengketa. Arif menduga jika kedatangan ratusan pemuda tersebut disuruh oleh pihak yang menginginkan lahan ini ditinggalkan warga.
Ditambahkan Arif, begitu rombongan ini tiba, mereka langsung menyerbu warga yang ada di dalam kampung dan warga pun sudah berjaga-jaga.
"Mereka tidak sampai masuk ke dalam, warga juga pada siap-siap makanya ada korban," katanya.
Akibat peristiwa ini, tujuh orang menjadi korban akibat terkena batu dan pecahan botol. Mereka dilarikan ke RS Fatmawati, Jakarta Selatan.
Pantauan VIVAnews, di dalam pemukiman itu terpampang plang bertuliskan Tanah dan bangunan ini milik ahli waris Amat Bin Ali Bin Nasir.
Berdasarkan keputusan tingkat III/MA/2-03-82. No. 2/3-1982. No:3119 K/SIP/1981.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Dikatakan Arif, ratusan pemuda tersebut berasal dari kampung sebelah yang letaknya tidak berjauhan dengan lokasi pemukiman warga. Lahan seluas 5040 meter ini memang lahan sengketa. Arif menduga jika kedatangan ratusan pemuda tersebut disuruh oleh pihak yang menginginkan lahan ini ditinggalkan warga.
