Golkar Uji Visi Indonesia 2045 di Universitas Indonesia

Aburizal Bakrie Kunjungi Korban Banjir
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVAnews - Ketua Umum DPP Partai Golkar, Aburizal Bakrie, mengkritik partai politik (parpol) di Indonesia yang selalu bertindak pragmatis dan berpikir jangka pendek. Padahal seharusnya parpol menawarkan pemikiran jangka panjang untuk pembangunan bangsa.

"Partai politik jangan hanya bisa ribut dan rebutan kursi," kata Aburizal saat memberikan pidato kunci pada "Seri Diskusi Visi 2045: Negara Kesejahteraan" yang diselenggarakan Center for Election and Political Party Universitas Indonesia (UI) dan Partai Golkar, di Gedung Terapung Perpustakaan UI, Depok.

"Kita belum mampu menghadirkan masyarakat yang sejahtera. Karena demokrasi dipraktekkan secara parsial dan penuh dengan praktik pragmatis yang penuh dengan intrik," katanya.

Atas kondisi itu, Ical, sapaan Aburizal, menyatakan tak akan lelah mengimbau parpol dan politisi agar menjadikan ide dan gagasan untuk pembangunan bangsa sebagai instrumen utama. Bukan intrik, fitnah dan kepentingan politik praktis jangka pendek.

Sebagai partai tertua, lanjutnya, Partai Golkar siap memberi contoh pada partai lain. "Jangan ribut-ribut saja dengan politik praktis, mari kita memikirkan konsep pembangunan ke depan," ujarnya.

Partai Golkar, kata Ical, adalah satu satunya parpol yang siap dengan konsep pembangunan hingga 100 tahun. Konsep atau blue print yang dinamai "Visi Indonesia 2045" ini terus diuji maraton ke berbagai universitas dan para pakar di bidangnya masing masing. "UI merupakan universitas pertama, berikutnya akan ke universitas lainnya se-Indonesia," imbuhnya.

Dia , dalam soal pendidikan, pihaknya sudah membahas soal Kurikulum 2013 dengan mengundang Mendiknas dan yang kontra untuk menerima masukan. Soal Desa, juga akan dibuat diskusi dan uji dengan para pakarnya, juga untuk hal lainnya yang ada di dalam visi tersebut.

Visi 2045, kata Ical, merupakan pemikiran pembangunan jangka panjang sebagai pengganti Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) yang sekarang sudah tidak ada. Padahal kesinambungan konsep pembangunan ini penting. "Jangan ganti pemimpin ganti kebijakannya. Tanpa pembangunan yang berkelanjutan kita tidak akan bisa maju," tegasnya.

Dia yakin jika visi dijalankan secara berkelanjutan maka 2045 nanti Indonesia akan menjadi negara maju dengan bentuk Negara Kesejahteraan. Konsep Negara Kesejahteraan ini, kata dia, bukan hanya membagi kue pembangunan tapi pelaku pembangunan harus merata sampai ke desa-desa.

"Negara bukan untuk menyimpan uang. Negara bukan bank. Uang harus digunakan untuk membangun dan mensejahterakan rakyat," katanya.

Prabowo Ingin Bentuk 'Executive Heavy" dengan Rangkul Semua Parpol, Kata Peneliti BRIN

Laporan: Dian Widiyanarko

Reskrim Polres Metro Jakarta Barat meringkus sipir taksi online bernama Michael Gomgom (30), yang menodong dan memeras seorang wanita yang menjadi penumpangnya.

Sopir Taksi Online yang Todong Penumpang Wanita dan Minta Rp 100 Juta Ditangkap saat Tidur Pulas

Reskrim Polres Jakarta Barat, meringkus sopir taksi online, Michael Gomgom (30), yang menodong dan memeras seorang wanita yang menjadi penumpangnya. Dia sedang istirahat.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024