ASEAN Ingin Rangkul Negara Pemilik Nuklir

Pertemuan Menteri Luar Negeri dan Keamanan ASEAN
Sumber :
  • REUTERS/Romeo Ranoco

VIVAnews - Para menteri bidang luar negeri dan keamanan ASEAN sepakat meningkatkan upaya non proliferasi nuklir di kawasan. Salah satu upayanya, para menteri se-Asia Tenggara itu akan merangkul negara-negara lain yang mengembangkan senjata nuklir untuk berdialog agar tidak menggunakannya.

Ini merupakan salah satu hasil pertemuan Dewan Komunitas Politik Keamanan ASEAN yang ke-6 di Bali, Rabu 16 November 2011. Pertemuan ini sebagai persiapan Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN dan Konferensi Lanjutan, yang akan berlangsung besok hingga akhir pekan ini di Bali.

27 Korban Penipuan Investasi Rp52 Miliar Geruduk Rumah Orang Tua Pelaku di Tasikmalaya

Sebagai tuan rumah pertemuan, Menkopolhukam Djoko Suyanto menyatakan perundingan kali ini menindaklanjuti forum-forum sebelumnya, yang telah memakan waktu lama. "Dalam 10 tahun terakhir dilakukan konsultasi langsung antara ASEAN untuk berunding dengan negara-negara pemilik senjata nuklir," kata Djoko.

Langkah ini adalah salah satu upaya ASEAN untuk menerapkan bebas senjata nuklir di kawasan. Indonesia, kata Djoko, akan menjadi salah satu negara di dunia yang bebas dari senjata mematikan tersebut. "Indonesia harus menjadi negara nuclear free zone," tegasnya.

Laut China Selatan

Volume Transaksi BRImo Capai Rp 1.251 Triliun di Kuartal I-2024

Selain masalah nuklir, masalah Laut China Selatan juga mendapatkan sorotan dalam pertemuan tersebut. Djoko mengatakan, setelah enam tahun, akhirnya negara-negara ASEAN membuat kesimpulan bulat mengenai Declaration of Conduct on South China Sea.

Berbicara Laut China Selatan, tentu tidak hanya melibatkan ASEAN, namun juga terdapat negara-negara di luar ASEAN yang turut bersengketa. Dalam hal ini, Djoko mengatakan, pembicaraan ASEAN dengan negara-negara tersebut untuk membentuk Kode Etik (Code of Conduct) di Laut China Selatan masih terus dilakukan.

"Disini terdapat kepentingan negara-negara lain," kata Djoko.

Dalam pertemuan tersebut, juga dibahas upaya kerja sama pemberantasan kejahatan lintas negara. Di antaranya adalah penanganan terorisme, pencucian uang, perdagangan manusia, dan kejahatan dunia maya (cyber crime).

Pertemuan Dewan Komunitas Politik Keamanan ASEAN di Bali ini adalah yang kedua kalinya dilakukan di Indonesia. Sebelumnya, pertemuan serupa dilakukan di Jakarta, juga dalam rangkaian pertemuan yang mendahului KTT ASEAN. Isu keamanan merupakan satu dari tiga pilar ASEAN, dua lainnya adalah masalah ekonomi dan sosial budaya. (ren)

PT Pos Indonesia (Persero) Salurkan Bansos dan PKH ke 2.500 Keluarga Penerima Manfaat

Bansos Sembako dan PKH Kembali Disalurkan, Pos Indonesia Wanti-wanti Ini

PT Pos Indonesia (Persero) kembali menyalurkan bansos sembako dan Program Keluarga Harapan (PKH) kepada para Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024